Candi Bata Gringsing Batang Luasnya Lebih Dari 1Km²
Senin (24/6) memasuki hari ke-3 penggalian candi di area situs pemandian Balekambang, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Batang Bambang Suryantoro Sudibyo mengatakan, setelah mulai dilakukan penggalian, ada fakta menarik yang muncul. Area kompleks candi itu diperkirakan sangat luas.
"Delineasi atau luasan sementara itu 1,6 kilometer kali 1,6 kilometer candinya. Mungkin itu satu kesatuan yang ada di tempat itu, kan ke bawah itu tertimbun mungkin," ujarnya, Senin (24/6/2024).
Proses penggalian candi bata merah itu dilakukan sejak Jumat (21/6/2024). Tim ekskavasi terdiri atas dua orang dari Disdikbud Batang, dua ahli dari cagar budaya Batang, tiga dari BRIN Pusat, satu dari UII Jogjakarta, satu dari Sangiran dan satu orang lagi dari Ikatan Arkeologi Indonesia.
Bambang menyatakan, kompleks candi itu diperkirakan bisa seperti Candi Borobudur yang menyatu dalam satu bangunan. Atau bisa seperti Candi Prambanan yang posisi candinya terpisah-pisah dalam satu kompleks.
"Dalam satu kompleks itu mungkin ada beberapa candi. Kita belum tahu, karena ini baru diambil atasnya saja. Belum sampai ke luasan semuanya. Bisa jadi seperti Borobudur, atau bisa jadi terpisah-pisah seperti Prambanan," imbuhnya.
Perkiraan itu berdasarkan pemetaan wilayah sekitar candi. Juga penemuan titik candi lain di jarak 200 meter dari candi pertama. Candi itu masuk di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB).
Proses ekskavasi candi pertama ini bakal rampung pada tanggal 1 Juli 2024. Ia menjelaskan, BRIN akan berdiskusi dengan Bapelitbang dan DPUPR Kabupaten Batang untuk penyampaian hasil ekskavasinya.
"Selama 10 hari dilakukan ekskavasi oleh BRIN. Hari ini sudah kelihatan muncul bentuk candi," tandasnya. (yan/aro)
Eskavasi candi bata di balekambang gringsing batang
Tim peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah membuat penemuan luar biasa berupa sebuah candi batu bata di Desa Sawangan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang. Penemuan ini membuka lembaran baru dalam sejarah arkeologi di wilayah Jawa Tengah.
π·πππππππ π©πππππππππ π π π«πππ πΊπππππππ
Penemuan ini bermula dari laporan warga setempat yang menemukan struktur bata saat melakukan aktivitas pertanian. Struktur tersebut ternyata adalah bagian dari sebuah candi yang dibangun dengan batu bata merah, menggunakan teknik konstruksi khas periode klasik Hindu-Buddha di Jawa. Tim BRIN yang melakukan ekskavasi mengungkap bagian-bagian candi yang menunjukkan bahwa bangunan ini merupakan situs keagamaan penting.
π«πππππ π·πππππππ π ππ π¨ππππππ
Selain struktur candi, tim peneliti juga menemukan sejumlah artefak berharga seperti fragmen arca dan peralatan ritual. Artefak-artefak ini menambah bukti bahwa candi ini digunakan untuk tujuan keagamaan, memberikan gambaran tentang kehidupan religius masyarakat pada masa itu.
π²πππππππππ π»πππππ ππ πΊππππππ π΄ππππππ π²πππ
Penemuan candi ini memperkaya bukti keberadaan Kerajaan Mataram Kuno di wilayah Jawa Tengah. Berdasarkan analisis awal, candi ini diperkirakan berasal dari periode yang sama dengan prasasti Canggal (732 M) dan prasasti Mantyasih (907 M), yang mencatat pembangunan candi Hindu oleh Raja Sanjaya dan silsilah raja-raja Mataram Kuno.
Kitab-kitab sejarah seperti Nagarakretagama dan Pararaton, meskipun lebih banyak mencatat sejarah Majapahit, juga memberikan konteks mengenai warisan arsitektur dan keagamaan yang ada sebelumnya.
πΊπππππππππππ π·πππππππ
Penemuan candi batu bata di Desa Sawangan ini sangat signifikan dalam menambah kekayaan sejarah dan budaya di Jawa Tengah. Ini memperkuat pemahaman kita mengenai penyebaran agama Hindu-Buddha di wilayah ini dan memberikan gambaran lebih jelas mengenai kehidupan keagamaan dan sosial masyarakat pada masa lalu.
Dikutip dari Fb/Sejarah kuno batang jateng dan Radar Magelang
Komentar
Posting Komentar