19 negara menunda export bahan pangan dan bersiap hadapi situasi terburuk

 



Infokota.online internasional 1/9/2023-
Badai El Nino meresahkan seluruh dunia, semua negara sedang sibuk mempersiapkan untuk menjaga ketahanan pangan selama masa krisis cuaca pasca berlangsungnya badai tersebut.

Bahkan bagi negara yang biasa meng-export bahan pangan mereka kini memilih untuk bungkam saat dipesan produk pangannya oleh negara lain. Mereka lebih  mengutamakan stok pangan dalam negeri mereka sendiri guna menjaga kestabilan pangan bagi rakyatnya.

Benarkah petani akan menjadi pahlawan disaat seperti ini? Mengingat cerita lock down pada masa pandemi Corona, saat itu para pemilik stok gabah ditawar stok bahan pangan mereka dengan nilai harga beras Rp5.000 hingga Rp7.000 per kilogramnya.

Dan kali ini hampir terulang, dimana pertahanan terakhir dari situasi krisis global adalah material bahan pangan. Sudah waktunya Petani diperhatikan secara lebih serius guna menguatkan produksi bahan pangan di negara kita.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, saat ini muncul fenomena ramai-ramai negara menutup keran ekspor pangan. Hal itu, katanya, sebagai efek domino El Nino yang menyebabkan kekeringan ekstrem dan mengganggu produksi pangan secara global.
"Dan, supaya kita tahu, akibat super El Nino, kekeringan ekstrem diprediksi akan berlangsung hingga awal tahun 2024," katanya saat membuka Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2023 di Istana Negara, Kamis (31/8/2023).

"Indeks harga beras FAO naik 129,7% naik di Juli. 19 negara membatasi ekspor produk pangan. Sekarang ini kencangin semua ekspor mereka. Daging beras minyak tepung gula, jagung semuanya untuk menyelamatkan rakyat masing masing," tambahnya.

Untuk itu, Jokowi meminta setiap Bupati/ Walikota, Gubernur yang memiliki sawah agar memperhatikan kinerja produktivitas di daerah masing-masing agar bisa meningkat.

"Karena kalau sudah pada posisi semua negara rem ekspornya, yang bisa selamatkan negara itu ya negara itu masing masing. Kita juga sama, kita masing-masing harus bekerja keras menyelamatkan rakyat," tegasnya.

"Karena mau minta bantuan, bukan bantuan, mau beli beras atau gandum dari negara lain yang sudah setop ekspor sudah nggak bisa," kata Jokowi.

Dia pun meminta agar setiap daerah melakukan pengecekan harga dan hati-hati. Selalu melakukan kroscek data ke lapangan.

(Drc)


Berikut kami sajikan kondisi aktual dari lahan pertanian di Pekalongan Jawa Tengah.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Orang Tua Wali murid diusir saat wisuda SMAN 1 Wiradesa, Panitia dianggap terlalu arogan!

Kades Wuled Bantah Tuntutan Demo, Tegaskan Tak Ada Pelanggaran

Ruben Klarifikasi, Saim Pun Angkat Bicara!