𝐃𝐮𝐧𝐢𝐚 𝐏𝐞𝐫𝐭𝐚𝐧𝐢𝐚𝐧 𝐤𝐮𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐞𝐫𝐡𝐚𝐭𝐢𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐛𝐢𝐣𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐦𝐛𝐚𝐧𝐠𝐮𝐧𝐚𝐧

 


Infokota.online Pekalongan 22/6/2023- Banyaknya keluhan Petani terkait kelangsungan pekerjaannya memberikan bukti otentik bahwa sektor pertanian sedikit terabaikan di Negeri ini. Terendusnya kasus Korupsi di tubuh Kementrian Pertanian merupakan suatu penguat bukti bahwa selama ini di sektor pertanian banyak terjadi praktik bagi - bagi angpau saja.


Optimalisasi teknologi dan mekanisme kerja di sektor pertanian tidak nampak serius dikerjakan oleh Pemerintah selaku pemangku kebijakan. Arah pembangunan Daerah belum selaras dengan amanat Presiden RI untuk membangun sektor pertanian lebih unggul lagi. Padahal sektor pertanian adalah unggulan Negeri ini dalam hal pendapatan asli penduduknya.


Sebagai pekerjaan utama dan luas wilayah yang mendukung harusnya negeri ini lebih mampu menguasai sektor pertanian sebagai sumber utama pendapatan penduduknya. Semisal contoh pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang rekayasa genetika dan mikro organisme pertanian, negara kita nampak masih abai dan belum ada perhatian khusus. 


Banyak Petani yang mengeluhkan perihal ketahanan kualitas Varietas tanaman yang mereka tanam, ditengah serangan berbagai Virus yang terus bermutasi. Belum lagi terkait mekanisasi pertanian yang tidak didukung secara serius dalam pengadaannya untuk mempermudah pekerjaan Petani. 



" Negara ini agraris namun tidak nampak keseriusan para pelaksana kebijakan di Negeri ini dalam membangun pertanian. Petani kita ketinggalan jauh dalam ilmu pengetahuan dan permesinan untuk pekerjaan pertanian". Ujar Handono Warih Ketua Asosiasi Petani Organik DeRuci. 


Ditengah diskusinya dengan para pelaku pertanian terpadu beberapa waktu lalu (20/6/2023) di Kecamatan Kesesi Handono mengutarakan, " Belum ada inovasi yang menonjol yang diadakan untuk mempercepat laju pembangunan sektor pertanian yang dirasa oleh Petani secara langsung dan merata". 


Padahal Negara ini butuh percepatan dalam pengembangan pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan dan logistik bagi penduduknya. Jalan pintas import masih sering dianggap solutif ditengah kekacauan kemelut problem lapangan pertanian. Padahal jika optimalisasi pertanian benar - benar digalakan melalui pengadaan mekanisasi termodern dan wawasan pengetahuan teknis pelakunya Negeri ini akan mampu mengatasi kendala ketersediaan pangan dan menurunkan angka kemiskinan secara langsung maupun sistemik. 


Pertanian adalah sektor vital pada Negara Agraris seperti Indonesia ini harusnya program kebijakan Daerah dan Pusat lebih serius menggarap optimalisasi pertanian ketimbang hal lain yang masih kalah penting dari perkara ketahanan pangan ini. " Jika pangan tercukupi otomatis surplus benefit kita, anggaran yang ada bisa dibelanjakan hal lain setelah perkara pangan telah tercukupi dan pekerja pertanian terjamin kesejahteraannya". Pungkas Handono.


(har)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Orang Tua Wali murid diusir saat wisuda SMAN 1 Wiradesa, Panitia dianggap terlalu arogan!

Kades Wuled Bantah Tuntutan Demo, Tegaskan Tak Ada Pelanggaran

Ruben Klarifikasi, Saim Pun Angkat Bicara!