π’π¨πŸπš : 𝐏𝐞𝐧𝐜𝐞𝐦𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐀𝐒𝐫 𝐏𝐞𝐀𝐚π₯𝐨𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐜𝐚𝐦 𝐞𝐀𝐨𝐬𝐒𝐬𝐭𝐞𝐦

 


Infokota.online Kota Pekalongan 24/6/2023 - Kondisi fisik air di Hulu perairan  sungai di lingkungan Pekalongan sudah sangat memperihatinkan. Bagai mana tidak dari warna, aroma, dan tentunya rasa sudah sangat tidak layak dikategorikan sebagai air sehat. Padahal kondisi fisik air sungai dari hulu Kabupaten Pekalongan tergolong sangat jernih dan sehat. Namun begitu menyedihkan ketika melihat fisik air di hilir Kota Pekalongan, begitu kotor dan hitam serta berbau tak sedap. 


Disinyalir pencemaran air tersebut terjadi di daerah tengah antara hulu dan hilir perairan sungai. Ironisnya belum ada upaya nyata oleh pihak terkait untuk membenahi kondisi tersebut. Bahkan sejumlah warga mengaku sumur mereka juga tercemar resapan air sungai yang tergolong B3 ( Berbahaya, berbau dan beracun). 


Sejumlah narasumber yang tidak kami sebutkan identitasnya juga mengaku cukup resah akan kondisi tersebut karena berdampak pada kesehatan terutama kesehatan kulit dan gigi mereka. Belum ada pihak yang bersedia bertanggungjawab atas kerusakan lingkungan ini. Sejauh ini masyarakat hanya bisa berharap semoga air sungai di Pekalongan bisa kembali jernih seperti dahulu selayaknya perairan dari Hulu yang sehat dan banyak biota bawah air yang bisa dikonsumsi seperti Ikan air tawar.

Tak hanya itu, limbah B3 juga telah mengalir diantara persawahan yang mengakibatkan kualitas mutu air baku persawahan sangat buruk untuk mengelola tanaman pangan. Tanaman yang menyerap banyak limbah B3 tersebut akan mencerna sejumlah mineral logam berat berbahaya dari air yang telah tercemar sehingga mengganggu metabolismenya dan sisa residu zat berbahaya tertambat pada produk hasil akhir bahan pangan nabati.

Jangka panjangnya ekosistem dan habitat di Pekalongan cukup berpotensi resiko kontaminasi limbah B3. Ketika ekosistem tak lagi sehat maka efek domino yang dihasilkan juga akan menjalar ke seluruh mahluk hidup yang bernaung pada lokasi tersebut. Kini masyarakat yang merasakan dampak negatif atas pencemaran air sungai tersebut hanya bisa berharap ada pihak yang peduli dan mampu menyelesaikan permasalahan tersebut demi kelangsungan hidup dan kesehatan masyarakat penduduk Pekalongan. Masyarakat terdampak pencemaran air B3 selama ini mengeluhkan kondisi tersebut namun tidak tau harus mengadu ke mana dan berharap bantuan ke pihak mana.


"Saya tidak bangga menjadi warga Pekalongan dengan sebutan kota batik, ya perdagangan bagus, ekonomi meningkat tp dampak limbah kepada warga lebih parah dari peningkatan ekonomi yang dirasa" Ujar Sofa Rosida aktifis  Jaringan nasional Organisasi Pasca Mahasiswa Nasional sebagai Bendahara Nasional. Ia menjelaskan bahwa saat ini kondisi lingkungan ia tinggal sudah tak sama seperti dahulu saat ia kecil, " kini air telah banyak tercemar dan aroma tak sedap sering tercium didekat perairan sungai efek penguapan limbah B3" pungkasnya.


Belakangan, keluhan warga menyoal pencemaran lingkungan kembali mencuat ke permukaan. Keluh kesah itu acapkali muncul melalui status-status dan komentar-komentar yang diposting di media sosial. Rata-rata mereka mengeluhkan pencemaran sungai yang ada di Pekalongan.


Memang, ada sebagian yang menyebutkan, bahwa pencemaran air di sungai itu disebabkan oleh industri. Ada pula yang menyebutkan oleh karena produksi sampah dan limbah rumah tangga. Pun ada yang mengatakan jika akibat pencemaran air itu sumur-sumur warga terkontaminasi limbah. Air sumur mereka berbau, berasa, bahkan ada yang berwarna.


Meski keluhan itu boleh dibilang cukup masif dilakukan, upaya untuk membuktikan kebenarannya fakta tersebut diperlukan. Riset menjadi kebutuhan mendesak. Tujuannya, untuk mengecek seberapa parah tingkat pencemaran itu dirasakan warga. Juga untuk mengetahui potensi dampak yang diakibatkan.

(Drc)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Orang Tua Wali murid diusir saat wisuda SMAN 1 Wiradesa, Panitia dianggap terlalu arogan!

Kades Wuled Bantah Tuntutan Demo, Tegaskan Tak Ada Pelanggaran

Ruben Klarifikasi, Saim Pun Angkat Bicara!