Mengungkap Rahasia Longsor Petungkriyono: Fenomena Geofisika yang Mengancam

 


Infokota.online, Kota Pekalongan, 7 Pebruari 2025-Program Rehat Malam di Radio Kota Batik: Longsor Petungkriyono yang terjadi pada 20 Januari 2025 telah memicu pertanyaan tentang penyebab dan faktor-faktor yang mempengaruhi bencana tersebut. Menurut Handono Warih, narasumber dalam program Rehat Malam di Radio Kota Batik, longsor tersebut disebabkan oleh perubahan tekanan dan suhu di dalam tanah yang menyebabkan gas metana dan amonia terperangkap dan meledak.


Fenomena ini terkait dengan potensi energi yang ada di dalam tanah dan telah diketahui oleh masyarakat lokal sejak lama. Namun, perubahan penggunaan lahan dan pengabaian keselamatan lingkungan telah meningkatkan risiko bencana.


Handono Warih menjelaskan bahwa penanaman tanaman keras di daerah lereng-lereng perbukitan dapat membantu mengurangi risiko longsor. Tanaman keras memiliki perakaran yang dalam dan kuat, sehingga dapat menahan air dan mengikat tanah.


Selain itu, Handono Warih juga menyoroti pentingnya mempelajari toponimi dan nama-nama desa untuk memahami pengetahuan dan kearifan lokal tentang lingkungan dan bencana alam. Nama-nama desa dan toponimi dapat memberikan informasi tentang potensi dan risiko bencana di suatu daerah.


Dalam program Rehat Malam di Radio Kota Batik tersebut, juga dibahas tentang simbolisme arca Ganesha yang ditemukan di daerah Petungkriyono. Arca Ganesha diyakini memiliki makna simbolis yang terkait dengan potensi energi dan bencana alam.


Dalam kesimpulan, longsor Petungkriyono merupakan peringatan tentang pentingnya mempertahankan fungsi lahan yang alami dan menghormati keselamatan lingkungan. Dengan mempelajari pengetahuan dan kearifan lokal, serta mengambil langkah-langkah pencegahan, kita dapat mengurangi risiko bencana dan menjaga keamanan lingkungan.


Longsor Petungkriyono yang terjadi pada 20 Januari 2025 telah memicu pertanyaan tentang penyebab dan faktor-faktor yang mempengaruhi bencana tersebut. Menurut Handono Warih, narasumber dalam program Rehat Malam di Radio Kota Batik, longsor tersebut disebabkan oleh perubahan tekanan dan suhu di dalam tanah yang menyebabkan gas metana dan amonia terperangkap dan meledak.


Handono Warih menjelaskan bahwa wilayah pegunungan atau perbukitan lebih baik ditanami dengan tanaman-tanaman kayu keras yang memiliki akar yang kuat dan dalam. Tanaman keras dapat menahan air, mengikat tanah, dan menyimpan humus yang dapat menyuburkan tanah.


Namun, perubahan penggunaan lahan dan pengabaian keselamatan lingkungan telah meningkatkan risiko bencana. Penggunaan herbisida yang berlebihan dapat merusak perakaran tanaman dan mengubah struktur tanah, sehingga tanah menjadi lebih rentan terhadap erosi.


Handono Warih juga menjelaskan bahwa longsor Petungkriyono terjadi karena adanya perpindahan tekanan dan suhu di dalam tanah. Gas metana dan amonia yang terperangkap di dalam tanah meledak karena adanya perbedaan tekanan dan suhu antara tanah dan atmosfer.


Menurut Handono Warih, longsor tersebut juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti perubahan suhu dan kelembaban tanah. Suhu yang lebih tinggi dapat meningkatkan tekanan di dalam tanah, sehingga gas metana dan amonia dapat meledak.


Untuk mencegah bencana serupa di masa depan, Handono Warih menyarankan untuk menanam pohon-pohonan yang keras di daerah-daerah larang gunung dan tidak membangun tempat tinggal di daerah-daerah yang berpotensi kelongsoran. Jika harus membangun, maka gunakan terasiring yang baik dan jangan menggunakan bangunan permanen dengan bobot yang melebihi kapasitas daya tahan tanahnya.


Selain itu, Handono Warih juga menyarankan untuk membangun rumah semi-permanen di daerah lereng, seperti rumah-rumah kayu yang ada di Dieng. Rumah semi-permanen tersebut lebih ramah terhadap lingkungan dan tidak memberikan tekanan berlebih pada tanah.


Dengan demikian, kita dapat mengurangi risiko bencana dan menjaga keamanan lingkungan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Relawan Paslon 02 Pekalongan Diculik dan Dianiaya

Kades Wuled Bantah Tuntutan Demo, Tegaskan Tak Ada Pelanggaran

Ruben Klarifikasi, Saim Pun Angkat Bicara!