Syuriyah dan LBMNU Kajen Gelar Kajian Kitab Kuning Fathul Muin dan Mudzakaroh

Pekalongan - Kajen, 9 Januari 2025  —Jajaran Syuriyah bersama Lembaga Bahtsul Masail (LBM) MWCNU Kecamatan Kajen menggelar kegiatan perdana kajian kitab kuning “Fathul Muin” dan mudzakaroh di Masjid Jami’ Al Hasyimy, Jalan Singosari, Dukuh Tanjung, Desa Tanjungkulon, Kecamatan Kajen. 


Kegiatan yang berlangsung pada Rabu malam Kamis, (8/1/2025), pukul 19.30 WIB ini bertujuan melestarikan tradisi ngaji kitab kuning sebagai salah satu ciri khas Nahdlatul Ulama (NU) dan pondok pesantren.


Katib Syuriyah MWCNU Kajen, Kyai Lukman Hakim, menyatakan bahwa kajian ini merupakan upaya menjaga tradisi pesantren yang lekat dengan identitas NU. 


“NU identik dengan pondok pesantren. Pesantren adalah NU kecil, dan NU adalah pesantren besar. Tradisi ngaji kitab kuning ini harus terus dijaga dan dilestarikan, terutama oleh para pengurus NU,” ujarnya. 


Ia juga menekankan pentingnya peserta membawa kitab masing-masing selama kajian berlangsung. “Jadi, bukan hanya sekadar jiping atau ngaji kuping saja,” tambahnya.


Ketua LBMNU MWCNU Kecamatan Kajen, Gus Ulul Azmi, menjelaskan bahwa kitab yang dikaji adalah “Fathul Muin” karya Syekh Zainuddin Al Malibari, sebuah kitab fikih mazhab Syafi’i yang sarat dengan pembahasan mendalam. 

Meski formatnya adalah kajian kitab kuning, suasana diskusi dibuat seperti bahtsul masail. 


“Hal ini dimaksudkan agar pembahasan menjadi lebih dinamis dan relevan dengan persoalan kontekstual yang banyak dihadapi masyarakat sesuai tema kajian yang sedang dibahas,” ungkapnya.


Kegiatan ini menghadirkan para pembaca kitab dari kalangan kiai NU Kecamatan Kajen yang kompeten, seperti Kyai Lukman Hakim (Katib Syuriyah MWCNU Kajen), Kyai Misbahul Munir, Kyai Asya’ari Sakhur (Wakil Rais Syuriyah), dan Kyai Asep Saifuddin (Ketua LTMNU Kajen). Mereka akan bertugas secara bergantian setiap malam Kamis untuk memimpin pembacaan dan diskusi kitab.


Acara ini terbuka untuk umum, baik laki-laki maupun perempuan, tanpa batasan usia. Kajian perdana pada Rabu malam Kamis kemarin dihadiri oleh sejumlah jamaah dari berbagai kalangan, termasuk tokoh masyarakat, santri, dan pengurus NU di tingkat ranting maupun MWC.


Gus Ulul Azmi berharap kajian ini menjadi ruang belajar dan diskusi yang produktif bagi masyarakat. 


“Semoga kegiatan ini menjadi wadah untuk menambah ilmu sekaligus mempererat ukhuwah islamiyah di tengah masyarakat,” pungkasnya.


Dengan adanya kegiatan seperti ini, tradisi keilmuan khas pesantren dapat terus dirawat dan dikembangkan, memberikan manfaat bagi masyarakat sekaligus menjaga kesinambungan tradisi intelektual NU di masa depan.


(Drc)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Relawan Paslon 02 Pekalongan Diculik dan Dianiaya

Kades Wuled Bantah Tuntutan Demo, Tegaskan Tak Ada Pelanggaran

Ruben Klarifikasi, Saim Pun Angkat Bicara!