FILM MAYAT HIDUP, TEROR GEROMBOLAN SETAN SIAP MEMOTONG KELAMIN DAN MELAHAP BAYI HADIR DI BIOSKOP TAHUN 2025

 


Pekalongan, Jateng, 9/8/2024 - Sutradara asal Pekalongan, Teguh Santoso, yang juga jebolan Sinematografi IKJ (Institut Kesenian Jakarta) baru saja merampungkan pengambilan gambar untuk film genre horor bertajuk  Mayat Hidup (MH) di Boyolali, akhir pekan lalu, Sabtu (4/8). Artinya, Mayat Hidup bersiap menggebrak panggung film nasional !


Kurang lebih selama tiga puluh hari sejak pengambilan gambar pertama, 5 Juli 2024, Teguh yang juga pemilik rumah produksi Tesis Pictures, bergerilya dari satu lokasi syuting ke lokasi berikutnya di Pekalongan, Batang dan Boyolali. Cerita MH memang jadi obsesi Teguh untuk memenuhi rasa haus para penggemar dan penikmat film horor. 


Teguh mengaku sudah lama memendam cerita MH, persisnya tahun 2019 silam, ketika ia berada di Makassar, Sulawesi Selatan. Sejak gagasan cerita itu muncul, Teguh bergerilya meyakinkan banyak pihak kalau cerita MH bisa menggetarkan layar lebar sekaligus meraup lipatan rupiah dari hasil penayangannya. 


“ Tahun lalu, saya pernah ditanya teman saya, dari mana duitnya ? lalu saya jawab : dari Tuhan ! hahahhaha….. “  seloroh Teguh, yang pernah menjadi asisten dua sutradara beken yakni Garin Nugroho dan Hanung Bramantyo. 


Jawaban Teguh yang ringkas dan terkesan nyeleneh ini, akhirya terbukti. Awal tahun 2024, rumah produksi Layar Tancap bersedia berkolaborasi dengan Tesis Pictures untuk menggarap MH yang dianggap punya cerita yang seksi untuk genre horor. 


Ketika Teguh memancangkan sinyal MH siap diproduksi, di luar dugaan sejumlah rekan berlomba merapatkan barisan. Teguh pun semringah. Ia tak menduga para rekannya begitu antusias bergabung dalam produksi film MH. 


“ Saya yakin, minat rekan – rekan  yang mau terlibat dalam MH juga digerakkan Tuhan… “ tambah Teguh dengan senyum yang makin mengembang. 


Akhirnya para pemain pendukung MH berdatangan dari beragam kota dan daerah di tanah air yakni : Jakarta, Tangerang, Bogor, Bandung, Palembang, Ambon, Boyolali dan Pekalongan. Kedatangan mereka disambut di Pekalongan sebagai poros pergerakan kerja kreatif ini. 


Selanjutnya penggarapan MH belangsung di sejumlah lokasi syuting di daerah Batang yakni : di rumah Lawang Songo  di Sawah Joho, Warung Asem, Omah Tani di Bandar serta Home Stay Kalisalak.  Sementara di Boyolali, pengambilan adegan berlangsung di hutan pohon jati serta pekarangan rumah tua di Desa Kepoh, Kecamatan Sambi. Terakhir, para kru dan pemain mengeksekusi sejumlah adegan pamungkas di Desa Kebondalem, Kecamatan Banyudono, juga di Boyolali. 


Melihat etalase nama pemain MH, boleh dibilang berkilau dengan kehadiran seorang wanita berkulit putih dan pemilik paras ayu asal Boyolali, yakni Rima Kusumawati Prasetyaningrum (43). Tak hanya sosok Rima yang membuat etalase ini kinclong namun nama bekennya di dunia perfilman sebagai wakil ketua PARFI ( Persatuan Artis Film Indonesia ) Jawa Tengah, membuat produksi film MH sekaligus mendapat restu dari induk organisasinya. 


Dalam cerita MH, Rima mendapat porsi peran utama yang memainkan karakter Pima, istri seorang dokter yang sedang mengandung lalu gelisah lantaran harus ditinggal pergi suaminya yang mendapat tugas di sebuah klinik di desa terpencil. 


Lalu, siapa pendamping main Rima ? 


Nama Gatot Herlambang (43) yang punya nama beken Athoy  Herlambang hadir sebagai Dokter Trasta, suami dari Pima. Aktor tampan asal Bandung tampak sepadan mendampingi Rima. Tak hanya sepadan, kehadiran Rima dan Athoy di etalase pemain MH juga secara ideal menggabungkan kerjasama untuk semangat kedaerahan yakni : Boyolali dan Bandung. 


“ Bermain dengan Athoy, memberi saya pengalaman baru untuk urusan akting sehingga saya bisa menerjemahkan apa yang dituntut sutradara …” ujar Rima yang juga mengakui kesenioran Athoy yang lama malang melintang di jagat sinetron dan film nasional. Salah satu sinetron yang melejitkan nama Athoy adalah Biar Cinta Memilih


Karena menetap di Boyolali, Rima juga harus berakrobat dengan jadwal kerjanya sebagai ASN di Pemerintahan Kabupaten Boyolalali. Maka ia sisihkan waktu setiap akhir pekan, yakni Jumat pagi hingga Minggu malam berada di lokasi syuting di Bandar, Kabupaten Batang. 


Lainnya, MH juga didukung para aktor tangguh yakni Oim Ibrams (50) yang memerankan sosok Gurem, lelaki yang selalu menjadi penghalang niat jahat para gerombolan mayat hidup penghuni klinik. Nama Oim sebelumnya juga tercatat mendukung film 22 Menit (2018) yang berkisah seputar Tragedi Bom Thamrin di Jakarta dan Ajari Aku Islam (2019). Bahkan, Agustus 2024 ini film terbaru Oim, berjudul Wage ( film biopic tentang WR Supratman ) siap tayang perdana di Klaten. Di situ, Oim memerankan tokoh nasional Moh Yamin. 


Masih ada nama aktor dan aktris senior lainnya yakni Linda Djatnika (54) yang berperan sebagai Dokter Netty,  seorang kepala klinik lain dalam MH. Nama  Linda pernah terlibat dalam film Fatahillah (1997). Aktris senior ini memerankan sosok Pembayun. 


Lalu Parlin Tampubolon (50) jadi barisan akhir aktor senior yang memainkan sosok Dokter Parli, sebagai kepala klinik ghaib yang kontra dengan Dokter Trasta. Jauh sebelumnya, Parlin sudah menumpahkan jurus aktingnya dalam film Dukun AS (1998).  Sebuah film yang mengangkat cerita faktual soal fenomena kekejian seseorang dukun di Sumatera Utara. 



Terakhir, lapisan bintang muda berbakat adalah Karina Icha (28) yang memerankan suster Erna, salah satu suster penggoda Dokter Trasta. Sebelumnya, Karina memulai debut film Lintrik (2024) yang tayang di bioskop tahun ini juga. 


Dalam MH, tokoh Pima dan Trasta, jadi penggerak cerita. Pima yang sedang mengandung harus rela ditinggal Trasta, sang dokter yang mendapat tugas di sebuah klinik di desa terpencil. Klinik itu bernama : Klinik Merah Delima. Belakangan Trasta tidak datang di klinik yang dimaksud, melainkan datang ke sebuah klinik di bangunan tua yang dihuni gerombolan setan alias mahkluk ghaib yang berubah wujud menyerupai manusia. 


Para mahkluk ghaib inilah yang hendak menghabisi Trasta. Tak sekedar berniat melenyapkan nyawa sang dokter tapi mereka memotong kelamin Trasta terlebih dulu lalu memakannya sambil tertawa bersama. Tentu, ini adegan yang paling menegangkan. 



Lainnya, film Mayat Hidup juga menggarap adegan para suster rakus melahap bayi yang baru berusia beberapa hari yang bisa bikin penonton merinding menyaksikannya


Nah, bersiaplah nonton Mayat Hidup di bioskop tahun 2025 nanti !



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Orang Tua Wali murid diusir saat wisuda SMAN 1 Wiradesa, Panitia dianggap terlalu arogan!

Kades Wuled Bantah Tuntutan Demo, Tegaskan Tak Ada Pelanggaran

Ruben Klarifikasi, Saim Pun Angkat Bicara!