Parsel lebaran, antara gratifikasi dan sedekah

 


Infokota.online Pekalongan 14/4/23

Sebuah hal lazim bagi warga Negara Indonesia saat perayaan hari raya agama untuk saling berbagi bingkisan, hadiah atau souvenir. Hal tersebut ditujukan untuk membina hubungan agar semakin erat satu sama lain. Selain itu pemberian bingkisan saat moment hari raya juga bisa difungsikan sebagai sarana berbagi dan saling menunjukkan kasih sayang. Biasanya parsel diberikan dari yang posisinya lebih mampu kepada yang kurang mampu atau dibawah tingkat memampuan sosial dan ekonominya. 


Namun disisi lain parsel lebaran juga bisa bermakna ganda atau ambigu jika yang saling memberi adalah sama-sama orang besar. Seperti antar pejabat yang sebenarnya sudah cukup mampu untuk membeli sendiri sejumlah barang yang ada pada bingkisan tersebut.


Terkadang kita sebagai masyarakat awam juga bingung dengan situasi tersebut. Lantas untuk apa memberi kepada orang yang lebih mampu atau orang tersebut memang sudah mampu untuk membeli barang yang ada pada paket parsel?


Bisa jadi tujuan dari mengirim parsel adalah untuk menunjukkan bentuk rasa perhatian, persaudaraan dan peran emosional lainnya. Namun memang cukup janggal jika parsel diberikan dari golongan yang lebih rendah kepada orang yang posisi dan jabatannya cukup tinggi di mata masyarakat. Hal tersebut bisa termasuk kategori gratifikasi jika yang diberi bingkisan adalah pejabat publik atau pegawai yang terikat aturan secara ketat dengan perihal penerimaan hadiah. 


Jadi, jika pembaca sekalian ingin memberi parsel kepada para pejabat di negeri ini sebaiknya dipikir-pikir dulu deh! Pasalnya nanti kita justru bisa dijerat dengan Undang-undang yang mengatur tentang gratifikasi yang termaktub dalam peraturan upaya pencegahan Korupsi.


So, lebih baik Netizen sekalian sedekahkan saja hadiah parselnya kepada sanak saudara dan tetangga yang lebih membutuhkan. Itu akan lebih aman, dari pada nanti diciduk sama tim Saber Pungli. 

(Drc)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Orang Tua Wali murid diusir saat wisuda SMAN 1 Wiradesa, Panitia dianggap terlalu arogan!

Kades Wuled Bantah Tuntutan Demo, Tegaskan Tak Ada Pelanggaran

Ruben Klarifikasi, Saim Pun Angkat Bicara!